Jurnal Impresi Indonesia (JII)
Vol. 1, No. 5, Mei 2022
p-ISSN: 2828-1284 e-ISSN: 2810-062x
website: https://rivierapublishing.id/JII/index.php/jii/index
Doi: 10.36418/jii.v1i5.62 512
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN
TRANSPORTASI DAN LOGISTIK BEI 2018 2020
Cindy Yustisia1, Yulia Setyarini2
Universitas Widya Kartika, Surabaya, Indonesia
yustisiacindy@gmail.com, yulia@widyakartika.ac.id
Abstract
Received:
07-05-2022
Introduction: Earnings management is used to make
good financial reports. With good finances, investors
are certainly interested in buying shares in the
company because it is considered to have good
performance. Earnings management is not always
defined by the process of manipulating financial
statements because there are several methods that can
be used and not as a prohibition. Purpose: This study
aims to analyze the effect of Return On Assets, Debt To
Asset Ratio, Company Size, and Sales Growth on
Earnings Management in transportation and logistics
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in
2018-2020. Methods: The population of this study
were 21 transportation and logistics companies listed
on the Indonesia Stock Exchange. This study took a
sample of 63 companies with purposive sampling
technique. This study uses a quantitative approach
method. The type of data used in this study is
quantitative data from the financial statements of
transportation and logistics companies. Data obtained
from the Indonesia Stock Exchange website. Data were
analyzed by E-views 9. Results: The results showed
that the Debt to Asset Ratio had no significant effect on
Earnings Management, while Company Size, Return
on Assets and Sales Growth had a significant effect on
Earnings Management. Conclusion: It can be
concluded that the ROA (Return On Asset) variable has
a significant effect on the earnings management of
Transportation and Logistics Companies in 2018-
2020. While the DAR (Debt to Asset Ratio) variable has
no significant effect on the earnings management of
Transportation and Logistics Companies in 2018-
2020.
Accepted:
07-05-2022
Published:
20-05-2022
Keywords:
return on asset;
debt to asset
ratio; firm size;
sales growth;
earnings
management
Abstrak
Kata
kunci:
pengembalian
asset; rasio
hutang terhadap
asset; ukuran
perusahaan;
pertumbuhan
penjualan;
manajemen laba
Pendahuluan: Manajemen laba digunakan untuk
membuat laporan keuangan yang baik. Dengan
keuangan yang baik tentunya investor tertarik untuk
membeli saham di perusahaan tersebut karena dinilai
memiliki kinerja yang baik. Manajemen laba tidak
selalu diartikan dengan proses manipulasi laporan
keuangan karena ada beberapa metode yang dapat
digunakan dan bukan sebagai larangan. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
Return On Asset, Debt To Asset Ratio, Ukuran
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 513
Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan transportasi dan
logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018-2020. Metode: Populasi penelitian ini adalah 21
perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel
63 perusahaan dengan teknik purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data kuantitatif dari laporan keuangan
perusahaan transportasi dan logistik. Data diperoleh
dari website Bursa Efek Indonesia. Data dianalisis
dengan E-views 9. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Debt to Asset Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba,
sedangkan Ukuran Perusahaan, Return on Asset dan
Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan
terhadap Manajemen Laba. Kesimpulan: Dapat
disimpulkan bahwa variabel ROA (Return On Asset)
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
Perusahaan Transportasi dan Logistik pada tahun
2018-2020. Sedangkan variabel DAR (Debt to Asset
Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba Perusahaan Tansportasi dan Logistik
pada tahun 2018-2020.
Corresponding Author: Cindy Yustisia
E-mail: yustisaicin[email protected]
PENDAHULUAN
Di era pandemi saat ini perkembangan ekonomi di Indonesia dalam dunia usaha ada
yang mengalami kenaikan dan juga ada yang mengalami penurunan, begitu juga yang terjadi
pada perusahaan transportasi dan juga perusahan logistik. Perusahan transportasi selama
pandemi mengalami penurunan yang sangat drastis dan sangat berdampak pada
perekonomian di Indonesia sumber diambil dari Kompas.com dan Katadata.co.id. Sedangkan
perusahaan logistik mengalami kenaikan yang dapat menopang perekonomian di Indonesia
sumber di ambil dari Dephub.co.id. Perusahaan selalu berupaya memaksimalkan
pencapaiannya agar dapat menjaga eksistensi dalam persaingan bisnis di era pandemi ini,
menjaga kepercayaan para stakeholder merupakan hal yang sangat perlu dilakukan oleh
perusahaan, ketika perusahaan telah mendapatkan kepercayaan dari para stakeholder maka
perusahaan berpeluang untuk memperoleh keberhasilan dan dapat bertahan dalam
persaingan bisnis di era pandemi ini, oleh karenanya jika ingin memperoleh kepercayaan dari
pihak stakeholder maka harus menunjukkan hasil kinerja yang baik dari suatu perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat ditunjukkan dalam bentuk laporan keuangan dimana laporan
keuangan merupakan produk utama bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai sumber
informasi penting bagi para stakeholder. Manajemen laba atau keuntungan menjadi salah
satu tujuan utama dalam mendirikan suatu perusahaan karena dengan adanya laba maka
kelangsungan hidup perusahaan akan terjamin dalam waktu yang lama, mendapatkan
keuntungan atau laba dan besar kecilnya laba sering menjadi ukuran kesuksesan suatu
manajemen, hal tersebut di dukung oleh kemampuan manajemen dalam melihat
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 514
kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang, besar atau kecilnya laba perusahaan
juga berpengaruh besar terhadap aktivitas yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Jika laba perusahaan cenderung naik atau stabil ditingkat yang sama setiap tahunnya
maka perusahaan tersebut dapat dikatagorikan dalam zona aman. Laporan keuangan menjadi
media penting dalam pengambilan keputusan bagi setiap perusahaan. Laporan keuangan
merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan
lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan
perusahaan.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan keuangan, laba adalah salah
satu indikator yang digunakan untuk menaksir kinerja keuangan. Informasi laba sering
menjadi target rekayasa tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan
kepuasannya. Tindakan oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan
akuntansi tertentu sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikan atau diturunkan sesuai
dengan keinginannya ini dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings management).
Ada beberapa faktor pendorong manajemen dalam menghasilkan laba diantaranya adalah
profitabilitas, laverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah return on asset, debt to asset
ratio, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap manajemen
laba pada perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun
2018-2020, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh return on asset, debt to
asset ratio, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan terhadap manajemen laba pada
perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2018-2020,
(Astari & Suryanawa, 2017) menyatakan ROA mempunyai pengaruh secara individual
terhadap manajemen laba, hal ini dikarenakan pihak investor lebih tertarik untuk melakukan
investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi sehingga manajemen
perusahaan terdorong untuk melakukan tindakan manajemen laba terhadap nilai laba bersih
pada laporan keuangan. (Widhi Astuti, 2017) menemukan hubungan signifikan antara debt to
asset ratio dan manajemen laba. (Pramuditha, 2017) menyatakan ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. (Yunietha & Palupi, 2017)
menyatakan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakikan penelitian ini dengan
judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba pada Perusahaan Transportasi
dan Logistik yang Terdaftar di BEI Periode 2018-2020”.
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan model analisis
regresi data panel menggunakan E-views 9. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang
mencangkup pengumpulan dan analisis data serta menggunakan pengujian statistik.
Penelitian ini menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, analisis data hingga hasil
analisis data yang diperoleh dengan tujuan untuk menemukan hubungan antara variabel
independen yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan
terhadap variabel dependen yaitu manajemn laba. Variabel variabel tersebut berfungsi
sebagai objek penelitian dan data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 515
2. Identifikasi Variabel
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah management laba, sedangkan variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan
penjualan
1) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas / variabel independen dalam penelitian ini terdapat 4 (Empat) yaitu
antara lain sebagai berikut:
X1: Profitabilitas
X2: Leverage
X3: Ukuran Perusahaan
X4: Pertumbuhan Penjualan
2) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat / variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba pada
perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-
2020
3) Kerangka Konseptual
Return On
Asset
(X1)
Debt to Asset
Ratio
(X2)
Manajemen Laba
(Y)
Ukuran
Perusahaan
(X3)
Pertumbuhan
Penjualan
(X4)
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Sumber: Disusun oleh Peneliti
3. Definisi Operasional Variable
Untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan, maka variabel dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen (X)
Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel ini disebut
juga variabel bebas. Penelitian ini mempunyai empat variabel independen. Variabel
tersebut diantaranya profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan
penjualan. Tiap variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut:
H1
H2
H3
H4
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 516
a. Return On Asset (X1): digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba diukur dari aset perusahaan itu
sendiri.
b. Debt to Asset Ratio (X2): digunakan untuk mengukur bagaimana
perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka
memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi kembali
hutangnya.
c. Ukuran Perusahaan (X3): digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan
berdasarkan total asset yang dimiliki.
d. Pertumbuhan Penjualan (X4): digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya dari tahun ke
tahun.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba.
Manajemen laba adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan
kebijakan akuntansi, atau aksi nyata, yang mempengaruhi laba sehingga mencapai
sasaran dengan melaporkan laba tertentu. Definisi operasional variabel pada
penelitian ini, secara ringkas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
Variabel
Rumus
X1
ROA


X2
DAR


X3
Ukuran
Perusahaan
Ln (Total Aset)
X4
Pertumbuhan
Penjualan
󰇛󰇜󰇛󰇜
󰇛󰇜
Y
Manajemen
Laba
   …(1)




 

…(2)
 󰇡
󰇢󰇛󰇛󰇜
󰇛 󰇜󰇜󰇜 󰇡
󰇢
…(3)
 󰇡
󰇢 ....(4)
Sumber: Rumus Variabel Disusun oleh Peneliti
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut (Sugiyono, 2019) data
sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder yang digunakan berupa
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 517
laporan keuangan tahunan. Sumber data pada penelitian ini diperoleh langsung dari
perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan 2018 sampai 2020. Data
sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang diambil melalui www.idx.co.id.
5. Populasi dan Sampel
1) Populasi Penelitian
Menurut (Handayani, 2020) populasi adalah totalitas dari setiap elemen yang akan
diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau
sesuatu yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian populasi tersebut, maka populasi
penelitian ini adalah perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 28 perusahaan transportasi dan logistik
tahun 2018-2020 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2) Sampel Penelitian
Menurut (Handayani, 2020) teknik pengambilan sampel atau biasa disebut dengan
sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang diteliti untuk
dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau karakter dari subjek yang dijadikan
sampel, yang nantikan dapat dilakukan generalisasi dari elemen populasi. Dalam penelitian
ini, teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu suatu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus (Handayani, 2020).
Adapun kriteria populasi terjangkau dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Perusahaan sektor transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Perusahaan yang mengeluarkan laporan tahunan pada tahun 2018 2020
Tabel 2. Penentuan Sampel dan Populasi
No
Kriteria
Jumlah Perusahaan
1
Perusahaan sektor transportasi dan logistik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
28
2
Perusahaan yang tidak mengeluarkan laporan
tahunan pada tahun 2018 2020
(7)
Jumlah Perusahaan Yang Dapat Digunakan
21
Jumlah Sampel Total Selama Periode
Penelitian
63
Sumber: Diolah oleh Peneliti
Populasi terjangkau dari penelitian ini sebanyak 21 (dua puluh satu) perusahaan
transportasi dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengamatan
selama 3 periode, yaitu tahun 2018-2020. Jumlah sampel total selama periode penelitian ini
sebanyak 63 (enam puluh tiga) sampel.
6. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data
berupa dokumentasi dan metode studi kepustakaan. Menurut (Sugiyono, 2019) metode
dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam
bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu berupa laporan tahunan perusahaan transportasi dan
logistik yang berasal dari situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Selain itu, data pendukung
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 518
lainnya yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengggunakan metode studi kepustakaan.
Menurut (Sugiyono, 2019) studi kepustakaan adalah proses membaca sejumlah referensi yang
rata-rata berupa tulisan (baik buku, artikel, jurnal, dan lain-lain) yang nantinya dijadikan
sebagai sumber rujukan untuk tulisan yang disusun. Metode tersebut dilakukan dengan cara
mengumpulkan data yang bersumber dari buku, jurnal, skripsi terdahulu yang berhubungan
dengan masalah yang sedang diteliti untuk memperoleh landasan teori dan informasi
informasi yang diperlukan.
7. Teknik Analisis Data
1) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi data panel. Sebelum melakukan
pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik
yang meliputi Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji
Autokorelasi. Namun demikian, tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada setiap
model regresi dengan metode Ordinary Least Square (Basuki & Prawoto, 2017).
2) Model Regresi Data Panel
Menurut (Basuki & Prawoto, 2017), terdapat tiga model yang dapat digunakan untuk
melakukan regresi data panel. Ketiga model tersebut aalam Common Effect Model, Fixed
Effect Model dan Random Effect Model.
Metode Pemilihan Model Regresi Data Panel
Untuk menentukan model mana yang paling baik untuk digunakan untuk menguji data
tersebut, maka dilakukan tiga macam pengujian yaitu Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji
Lagrange Multiplier.
3) Uji Hipotesis
Untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang telah
diungkapkan, maka dibutuhkan pengujian hipotesis yang sesuai terkait hipotesis yang telah
dirumuskan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis
secara parsial (Uji t).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Regresi data panel dapat dilakukan dengan menguji tiga model analisis yaitu common,
fixed, dan random effect model. Masing-masing model memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Untuk mendapatkan model yang paling tepat digunakan
dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian sebagai berikut:
1) Uji Chow
Uji ini dilakukan untuk menguji antara model common effect dan fixed effect,
pengujian tersebut dilakukan dengan program E-views 9. Pedoman yang akan digunakan
dalam pengambilan kesimpulan uji chow adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Probability F > 0,05 artinya H0 diterima; maka model common effect.
b. Jika nilai Probability F < 0,05 artinya H0 ditolak; maka model fixed effect,
dilanjut dengan uji hausman.
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 519
Gambar 2. Hasil Uji Chow
Sumber: Data Olahan Eviews 9
Hasil pada gambar 2. menunjukan probability dari cross-section F sebesar 0,0012
lebih rendah dari 0,05. Maka sesuai kriteria maka pada model ini menggunakan model fixed.
Karena pada uji chow yang terpilih adalah fixed, maka perlu melakukan pengujian lanjutan
dengan uji hausman untuk menentukan model fixed atau random yang digunakan.
2) Uji Hausman
Dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan menggunakan fixed effect atau
random effect. Pengujian tersebut dilakukan dengan program E-views 9. Pedoman yang akan
digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji hausman adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Probability Chi-Square > 0,05; maka H0 diterima, yang artinya menggunakan
model random effect.
b. Jika nilai Probability Chi-Square < 0,05; maka H0 ditolak, yang artinya menggunakan
model fixed effect.
Gambar 3. Hasil Uji Hausman
Sumber: Data Olahan Eviews 9
Untuk menentukan hasil pada uji hausman adalah dengan menilai Probability Chi-
Square, apabila < 0,05 maka model yang digunakan adalah fixed, tetapi apabila Probability
Chi-Square > 0,05 maka model yang digunakan adalah random. Pada hasil tabel 2.
menunjukkan nilai Probability Chi-Square sebesar 0,0000 lebih rendah dari 0,05, artinya
pada hasil uji hausman memilih menggunakan model fixed. Berdasarkan hasil pemilihan
model data panel, maka untuk menilai uji regresi data panel menggunakan model fixed dalam
menentukan keputusan hasil penelitian ini.
2. Teknik Analisis Data
1) Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel dependen dan
variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Menurut (Ghozali, 2016) uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. (Danang, 2016)
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 3.141099 (20,38) 0.0012
Cross-section Chi-square 61.473522 20 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 01/27/22 Time: 23:46
Sample: 2018 2020
Periods included: 3
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 63
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5254.455 5447.533 0.964557 0.3388
X1 -8203.595 2919.410 -2.810018 0.0067
X2 -1562.897 919.9230 -1.698943 0.0947
X3 -0.159985 0.201934 -0.792264 0.4314
X4 2715.796 961.6088 2.824221 0.0065
R-squared 0.203994 Mean dependent var 457.0000
Adjusted R-squared 0.149098 S.D. dependent var 2907.520
S.E. of regression 2682.023 Akaike info criterion 18.70257
Sum squared resid 4.17E+08 Schwarz criterion 18.87266
Log likelihood -584.1309 Hannan-Quinn criter. 18.76947
F-statistic 3.715954 Durbin-Watson stat 1.329085
Prob(F-statistic) 0.009256
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 25.350673 4 0.0000
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
X1 -19268.7...-9883.677154 4455199.9... 0.0000
X2 1098.050...-1431.515714 2647093.3... 0.1200
X3 -3.377145 -0.248296 1.602794 0.0135
X4 2677.036... 2428.798810 377843.89... 0.6863
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 520
menjelaskan uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data
variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Model yang baik adalah model yang memiliki distribusi data yang
normal. Untuk menguji normalitas data menggunakan eviews ada dua cara, yaitu dengan
menggunakan histogram dan uji Jarque-bera. Jarque-bera adalah uji statistik untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Menurut (Basuki & Prawoto, 2016)
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Bila probabilitas > 0.05 maka data berdistribusi normal
b. Bila probabilitas < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal
Gambar 3. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Olahan Eviews 9
Pada gambar 3. dapat dilihat nilai Jarque-bera sebesar 3,420200 dengan nilai
probability 0,180848. Maka dapat disimpulkan model pada penelitian ini berdistribusi
normal, karena nilai probability 0,180848 lebih besar dari 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas (independen). (Ghozali, 2016) menyatakan bahwa uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar satu atau semua variabel bebas (independen). Menurut (Danang, 2016) menjelaskan uji
multikolinearitas diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih
variabel bebas atau independen variabel (X1,2,3,...,n) di mana akan di ukur keeratan
hubungan antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r)". Model yang
baik adalah model yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Menurut
(Ghozali, 2016) dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. jika koefisien korelasi antarvariabel bebas > 0,8 maka model mengalami masalah
multikolinearitas.
b. Sebaliknya, koefisien korelasi < 0,8 maka model bebas dari multikolinearitas.
Gambar 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data Olahan Eviews 9
X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 -0.605903 -0.095670 0.465768
X2 -0.605903 1.000000 0.249043 -0.342328
X3 -0.095670 0.249043 1.000000 -0.166496
X4 0.465768 -0.342328 -0.166496 1.000000
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 521
Berdasarkan hasil pada gambar 4. dapat dilihat semua korelasi antara variabel
independent tidak ada yang memiliki nilai lebih dari 0,8. Artinya pada model regresi ini tidak
terjadi multikolinieritas atau dalam model ini tidak terdapat korelasi antara variabel
independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika variance tidak konstan atau berubah ubah disebut dengan Heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian
ini dilakukan dengan uji Glejser yaitu meregresi masing-masing variabel independen dengan
absolute residual sebagai variabel dependen. Residual adalah selisih antara nilai observasi
dengan nilai prediksi, sedangkan absolute adalah nilai mutlak. Uji Glejser digunakan untuk
meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Menurut (Ghozali, 2016)
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai probability < 0,05; maka ada masalah heteroskedastisitas.
b. Jika nilai probability > 0,05; maka tidak ada masalah heteroskedastisitas.
Gambar 5. Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data Olahan Eviews 9
Pada gambar 5. diketahui bahwa probabilitas pada setiap variabel memiliki nilai
probabilitas X1 (ROA) sebesar 0,0766 X2 (DAR) sebesar 0,7936, X3 (Ukuran Perusahaan)
sebesar 0,0742, dan X4 (Pertumbuhan Penjualan) sebesar 0,7738 yang memiliki nilai yang
lebih besar dari 0,05. Sehingga tidak terjadi heterokedasitisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara faktor
penganggu yang satu dengan lainnya. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dapat
digunakan tes Durbin Watson. Data yang baik adalah data yang tidak terjadi autokorelasi.
Apabila nilai DW kurang dari 1 dan lebih dari 3 artinya data tersebut mengandung
autokorelasi, dan jika diantara 1 dan 3 artinya tidak terdapat autokorelasi (Field, 2018).
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji adalah sebagai berikut:
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 01/28/22 Time: 00:36
Sample: 2018 2020
Periods included: 3
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 63
White diagonal standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 29474.85 15793.84 1.866224 0.0697
X1 -2481.124 1362.942 -1.820417 0.0766
X2 193.0603 732.5966 0.263529 0.7936
X3 -1.047153 0.570370 -1.835918 0.0742
X4 -101.4289 350.3254 -0.289528 0.7738
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.755570 Mean dependent var 1070.845
Adjusted R-squared 0.601193 S.D. dependent var 1082.176
S.E. of regression 683.4070 Akaike info criterion 16.18016
Sum squared resid 17747716 Schwarz criterion 17.03061
Log likelihood -484.6751 Hannan-Quinn criter. 16.51465
F-statistic 4.894318 Durbin-Watson stat 3.380831
Prob(F-statistic) 0.000007
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 522
a. Jika nilai Durbin Watson, < dari 1 dan > dari 3, maka terjadi autokorelasi
b. Jika nilai Durbin Watson, 1 < DW < 3, maka tidak terjadi autokorelasi
Gambar 6. Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data Olahan Eviews 9
Berdasarkan gambar 6. nilai DW terletak diantara 1 dan 3, yaitu 1 < 2,378606 < 3,
artinya pada model regresi yang digunakan tidak terjadi autokorelasi.
2) Analisis Regresi Data Panel
Berdasarkan hasil uji model yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode fixed effect. Berikut adalah hasil uji
metode fixed effect:
Gambar 7. Hasil Analisis Regresi Data Panel Model Fixed
Sumber: Data Olahan Eviews 9
Yit = 0,910022 0,192634X1it + 0,011075X2it - 0,033736X3it + 0,026827X4it + εit
Persamaan regresi data panel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 01/28/22 Time: 15:44
Sample: 2018 2020
Periods included: 3
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 63
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.910022 0.355682 2.558531 0.0146
X1 -0.192634 0.031915 -6.035881 0.0000
X2 0.011075 0.018273 0.606052 0.5481
X3 -0.033736 0.012825 -2.630535 0.0122
X4 0.026827 0.010082 2.660895 0.0114
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.700319 Mean dependent var 0.004570
Adjusted R-squared 0.511047 S.D. dependent var 0.029075
S.E. of regression 0.020331 Akaike info criterion -4.665242
Sum squared resid 0.015707 Schwarz criterion -3.814792
Log likelihood 171.9551 Hannan-Quinn criter. -4.330756
F-statistic 3.700062 Durbin-Watson stat 2.378606
Prob(F-statistic) 0.000160
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 01/28/22 Time: 15:44
Sample: 2018 2020
Periods included: 3
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 63
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.910022 0.355682 2.558531 0.0146
X1 -0.192634 0.031915 -6.035881 0.0000
X2 0.011075 0.018273 0.606052 0.5481
X3 -0.033736 0.012825 -2.630535 0.0122
X4 0.026827 0.010082 2.660895 0.0114
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.700319 Mean dependent var 0.004570
Adjusted R-squared 0.511047 S.D. dependent var 0.029075
S.E. of regression 0.020331 Akaike info criterion -4.665242
Sum squared resid 0.015707 Schwarz criterion -3.814792
Log likelihood 171.9551 Hannan-Quinn criter. -4.330756
F-statistic 3.700062 Durbin-Watson stat 2.378606
Prob(F-statistic) 0.000160
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 523
a. Konstanta dengan nilai sebesar 0,910022 menunjukan bahwa jika variabel
independent bernilai 0, maka Manajemen Laba adalah sebesar 0,910022.
b. Koefisien regresi variabel X1 (ROA) adalah sebesar 0,192634 artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan ROA mengalami kenaikan 1 dalam satuan maka
Manajemen Laba akan mengalami penurunan sebesar 0,192634 (19,2%).
c. Koefisien regresi variabel X2 (DAR) adalah sebesar 0,011075 artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan DAR mengalami kenaikan 1 dalam satuan maka
Manajemen Laba akan mengalami kenaikan sebesar 0,011075 (1,10%).
d. Koefisien regresi variabel X3 (Ukuran Perusahaan) adalah sebesar -0,033736 artinya
jika variabel independen lain nilainya tetap dan Ukuran Perusahaan mengalami
kenaikan 1 dalam satuan maka Manajemen Laba akan mengalami penurunan sebesar
0,033736 (3,37%).
e. Koefisien regresi variabel X4 (Pertumbuhan Penjualan) adalah sebesar 0,026827
artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan Pertumbuhan Penjualan
mengalami kenaikan 1 dalam satuan maka Manajemen Laba akan mengalami
kenaikan sebesar 0,026827 (2,68%).
3) Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pada gambar 7. menunjukkan nilai R-squared 0,700319, artiinya mendekati angka 1,
angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya presentase sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Maka variabel Independen pada penelitian
ini menjelaskan sebesar 70,03% terhadap variasi variabel Manajemen Laba. Sedangkan
sisanya 29,97% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diukur dalam model regresi
ini, variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel manajemen laba seperti
kepemilikan manajerial, kompensesi bonus, dll.
b. Uji T
Berdasarkan hasil pengujian yang tunjukkan oleh gambar 7, maka dapat dijelaskan
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sesuai dengan
hipotesis-hipotesis yang telah disebutkan dalam bab 2.
Berikut merupakan paparkan penjelasan pengujian hipotesis-hipotesis tersebut
Return On Asset (ROA)
Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini menyatakan bahwa Return On
Asset (X1) berpengaruh terhadap Manajemen Laba (Y). Berdasarkan hasil uji T yang disajikan
dalam gambar 4.10 diatas, Return On Asset (ROA) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0000.
Hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitas (0,0000 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, ROA berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian, H0 ditolak
dan H1 diterima.
Debt To Asset Ratio (DAR)
Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini menyatakan bahwa Debt To Asset
Ratio (X2) berpengaruh terhadap Manajemen Laba (Y). Berdasarkan hasil uji T yang disajikan
dalam gambar 4.10 diatas, Debt To Asset Ratio (DAR) memiliki nilai probabilitas sebesar
0,5481. Hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitas (0,5481 > 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sehingga
H2 ditolak dan H0 diterima.
Ukuran Perusahaan
Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan (X3) berpengaruh terhadap Manajemen Laba (Y). Berdasarkan hasil uji T yang
disajikan dalam gambar 4.10 diatas, Ukuran Perusahaan memiliki nilai probabilitas sebesar
0,0122. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikasi (0,0122 < 0,05). Sehingga dapat
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 524
disimpulkan bahwa, Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
H0 ditolak dan H3 diterima.
Pertumbuhan Penjualan
Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini menyatakan bahwa Pertumbuhan
Penjualan (X4) berpengaruh terhadap Manajemen Laba (Y). Berdasarkan hasil uji T yang
disajikan dalam gambar 4.10 diatas, Pertumbuhan Penjualan memiliki nilai probabilitas
sebesar 0,0114. Hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitas (0,0114 < 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba. Sehingga H0 ditolak dan H4 diterima.
3. Interprestasi Hasil Pengujian
1) Return On Asset terhadap Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan
Logistik yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Dari hasil regresi didapatkan hasil coefficient -0,192634 dengan nilai
probabilitas sebesar (0,0000 < 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
ROA (Return On Asset) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba
perusahaan transportasi dan logistik pada tahun 2018-2020. Hasil ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh (Tala & Karamoy, 2017) yang menemukan pengaruh
ROA terhadap manajemen laba. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
(Fatmasari, 2016), yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. ROA berpengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan sebagian
investor ketika akan melakukan investasi terkadang melihat juga dari rasio ROA
perusahaan tersebut, dan jika tingkat nilai ROA dari perusahaan tersebut baik maka
investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, dan sudah menjadi tugas
manajer bagaimana supaya rasio ROA dari suatu perusahaan tersebut terlihat baik,
sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi diperusahaan tersebut.
Pada tahun 2018 PT Satria Antaran Prima Tbk memiliki ROA sebesar -0,318
dan tingkat nilai manajemen laba sebesar 22,1% sedangkan di tahun 2019 PT Satria
Antaran Prima Tbk yang memiliki ROA tertinggi yaitu sebesar 0,251, namun memiliki
tingkat nilai manajemen laba yang lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar
1,27%, sehingga dapat disimpulkan antara variabel ROA dan manajemen laba dalam
penelitian saya berbanding terbalik atau arah nya bertolak belakang, sehingga dapat
disimpulkan pengaruh ROA terhadap manajemen laba adalah negatif.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini menunjukkan pengaruh negatif ROA pada manajemen laba, yang berarti
bahwa semakin baik kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA maka tindakan
manajemen laba semakin menurun. Ini berarti pada perusahaan yang memiliki kinerja
perusahaan yang baik maka perilaku oportunis dari pihak manajemen dalam hal ini
tindakan manajemen laba akan menurun. Hal ini membuktikan bahwa pihak
manajemen tidak termotivasi untuk melakukan tindakan manajemen laba,
dikarenakan kinerja perusahan telah sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.
Artinya variabel ROA berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tindakan
manajemen laba pada perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di BEI
tahun 2018-2020, sehingga H2 yang diajukan peneliti yaitu DAR berpengaruh
terhadap manajemen laba pada perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di
BEI tahun 2018-2020, tidak diterima atau ditolak.
2) Debt To Asset Ratio terhadap Manajemen Laba Perusahaan Transportasi
dan Logistik yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Dari hasil regresi didapatkan hasil probabilitas sebesar (0,5481 > 0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa, variabel DAR (Debt To Asset Ratio) tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba Perusahaan Transportasi dan Logistik pada
tahun 2018-2020. DAR tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena dalam
penelitian ini lebih banyak perusahaan yang laba nya menurun dibandikan
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 525
perusahaan yang laba nya meningkat, ketika tingkat nilai DAR tinggi maka hutang
perusahaan juga tinggi, tetapi perusahaan juga harus meningkatkan labanya untuk
dapat melunasi biaya bunga dari hutang tersebut, namun jika laba terus menurun
maka perusahaan terancam tidak dapat membayar semua hutang-hutang jangka
panjang nya tersebut sehingga perusahaan akan terancam bangkrut. Semakin tinggi
tingkat rasio DAR suatu perusahaan akan berdampak pada semakin tinggi pula resiko
yang akan dihadapi perusahaan tersebut. Investor akan lebih memilih perusahaan
yang memiliki tingkat leverage yang lebih rendah. Ketika perusahaan memiliki tingkat
DAR yang tinggi, maka perusahaan tidak lagi menggunakan hutang sebagai sumber
dananya karena peningkatan jumlah hutang akan meningkatkan resiko kebangkrutan
perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih tertarik untuk meningkatkan pendanaan
ekuitasnya. Sehingga tinggi rendah nya DAR dalam penilitian ini tidak berpengaruh
terhadap manjemen laba.
Hasil perhitungan PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk pada tahun 2018 yang
memiliki DAR tertinggi memiliki nilai manajemen laba yang lebih rendah dari pada
PT Express Transindo Utama Tbk pada tahun 2020. PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
pada tahun 2018 memiliki nilai manajemen laba yaitu sebesar -1,19% sedangkan PT
Express Transindo Utama Tbk pada tahun 2020 memiliki nilai manajemen laba
sebesar 0,14%. Artinya dalam penelitian ini tinggi rendahnya DAR tidak akan
mempengaruhi manajemen laba.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Yunietha & Palupi,
2017) yang menyatakan bahwa DAR tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal
ini menjelaskan bahwa perusahaan dengan hutang yang tinggi tidak dijadikan alasan
perusahaan untuk melakukan manajemen laba, dikarenakan perusahaan dengan DAR
yang tinggi akibat total hutang, masih harus memikirkan resiko tidak mampu
memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang.
Artinya variabel DAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
tindakan manajemen laba pada perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di
BEI tahun 2018-2020, sehingga H2 yang diajukan peneliti yaitu DAR berpengaruh
terhadap manajemen laba pada perusahaan transportasi dan logistik yang terdaftar di
BEI tahun 2018-2020, tidak diterima atau ditolak.
3) Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Perusahaan Transportasi
dan Logistik yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Dari hasil regresi didapatkan hasil nilai coefficient -0,033736 dengan
probabilitas sebesar (0,0122 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa, Ukuran
Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba Perusahaan
Tansportasi dan Logistik pada tahun 2018-2020. Hasil ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan (Prasetyo & Arfianto, 2016) yang menyatakan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba karena sebagian besar investor ketika akan melakukan
investasi terkadang melihat juga dari ukuran perusahaan tersebut, ketika ukuran
perusahaan yang besar atau kecil yang diukur dari total aset perusahaan tersebut dan
juga jumlah laba perusahaan tersebut baik maka investor tertarik untuk berinvestasi
di perusahaan tersebut, dan sudah menjadi tugas manajer bagaimana supaya ukuran
perusahaan yang diukur dari total aset tersebut dapat menghasilkan laba dengan
semaksimal mungkin.
Dapat dilihat dari hasl perhitungan yang dilakukan, PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk pada tahun 2020 yang memiliki ukuran perusahaan terbesar memiliki
nilai manajemen laba yang lebih rendah dari pada PT Trimuda Nuansa Citra Tbk pada
tahun 2018 yaitu sebesar -28% sedangkan PT Trimuda Nuansa Citra Tbk memiliki
nilai yang lebih tinggi yaitu 0,56%. Sehingga semakin kecil ukuran perusahaan
tersebut dalam segi total aset maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut untuk
melakukan manajemen laba. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai ukuran
perusahaan yang besar kemungkinan kecil melakukan manajemen laba, karena
perusahaan dengan ukuran yang besar sering menjadi sorotan publik. Perusahaan
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 526
dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang lebih kompleks yang mungkin juga
akan menimbulkan dampak yang lebih besar tehadap masyarakat luas dan
lingkungan, sehingga dilakukan pengungkapkan infromasi yang lebih untuk
menunjukkan pertanggungjawaban perusahaan kepada publik. Sehingga, semakin
besar ukuran perusahaan yang diukur dari total aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan maka akan menurunkan tingkat manajemen laba di perusahaan tersebut.
Perusahaan besar akan mendapat perhatian lebih dari masyarakat sehingga mereka
akan lebih berhati-hati dan akurat dalam melakukan pelaporan keuangan.
Artinya variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap tindakan manajemen laba pada perusahaan transportasi dan logistik yang
terdaftar di BEI tahun 2018-2020, sehingga H3 yang diajukan peneliti yaitu ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan transportsasi
dan logistik yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020, diterima.
4) Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba Perusahaan
Transportasi dan Logistik yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Dari hasil regresi didapatkan hasil coefficient 0,026827 dengan nilai
probabilitas sebesar (0,0114 < 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa,
Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba
Perusahaan Tansportasi dan Logistik pada tahun 2018-2020. Hasil ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh (Rusli, Ritonga, & Sari, 2015) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap manajemen laba. Pertumbuhan
penjualan berpengaruh karena sebagian besar investor ketika akan melakukan
investasi terkadang juga melihat dari tingkat petumbuhan penjualan perusahaan
tersebut, ketika pertumbuhan penjualan dari perusahaan setiap tahun nya meningkat
maka investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, dan sudah menjadi
tugas manajer bagaimana supaya pertumbuhan penjualan dari suatu perusahaan
terlihat baik.
Dari hasil perhitungan PT Maming Enam Sembilan Tbk pada tahun 2018 yang
memiliki pertumbuhan penjualan sebesar 1,267 memiliki nilai manajemen laba
sebesar 2,18%, kemudian di tahun 2019 memiliki nilai pertumbuhan penjualan yang
lebih rendah dari tahun sebelum nya yaitu sebesar sebesar 0,486 dengan nilai
manajemen laba yang lebih rendah dari tahun sebelum nya juga yaitu sebesar 1,43%,
kemudian pada tahun 2020 juga mengalami penurunan pertumbuhan penjualan dari
tahun sebelum nya yaitu sebesar 0,100 dengan nilai manajemen laba yang lebih
rendah juga dari tahun 2019 yaitu sebesar -0,14%. Hal ini menyatakan bahwa semakin
rendah tingkat nilai pertumbuhan penjualan, maka semakin rendah juga tingkat nilai
manajemen laba perusahan tersebut. Sebaliknya semakin tinggi tingkat nilai
pertumbuhan penjualan, maka semakin tinggi juga tingkat nilai manajemen laba pada
perusahaan tersebut. Pertumbuhan penjualan yang dimiliki perusahaan dapat
memotivasi manajer dalam memperoleh laba. Jika penjualan dan laba setiap tahun
meningkat, maka pendapatan perusahaan juga meningkat dan hal tersebut juga dapat
meningkatkan pendapatan pemilik saham. Sehingga manajer terdorong untuk
melakukan manajemen laba seiring dengan semakin tingginya pertumbuhan
penjualan suatu perusahaan agar mendapat citra yang baik di mata pemegang saham
melalui Pertumbuhan Penjualan yang meningkat.
Artinya variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh positif secara signifikan
terhadap tindakan manajemen laba pada perusahaan transportasi dan logistik yang
terdaftar di BEI tahun 2018-2020, sehingga H4 yang diajukan peneliti yaitu
pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan
transportsasi dan logistik yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020, diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ROA terhadap manajemen laba
memiliki nilai signifikasi sebesar (0,0000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel
ROA (Return On Asset) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba Perusahaan
Cindy Yustisia, Yulia Setyarini
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Transportasi dan Logistik BEI
2018 2020
Jurnal Impresi Indonesia (JII) Vol. 1, No. 5, Mei 2022 527
Transportasi dan Logistik pada tahun 2018-2020. DAR terhadap manajemen laba memiliki
nilai signifikasi sebesar (0,5481 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa, variabel DAR (Debt
to Asset Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba Perusahaan
Tansportasi dan Logistik pada tahun 2018-2020. Ukuran Perusahaan terhadap manajemen
laba memiliki nilai signifikasi sebesar (0,0122 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa,
Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba Perusahaan Tansportasi dan
Logistik pada tahun 2018-2020. Pertumbuhan Penjualan terhadap manajemen laba memiliki
nilai signifikasi sebesar (0,0114 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa, Pertumbuhan
Penjualan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba Perusahaan Tansportasi dan
Logistik pada tahun 2018-2020.
BIBLIOGRAFI
Astari, Anak Agung Mas Ratih, & Suryanawa, I. Ketut. (2017). Faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen laba. E-Jurnal Akuntansi, 20(1), 290319.
Basuki, Agus Tri, & Prawoto, Nano. (2016). Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi dan
Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Basuki, Agus Tri, & Prawoto, Nano. (2017). Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi dan
Bisnis. PT Rajagrafindo Persada, Depok.
Danang, S. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Pt Refika Aditama.
Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Pt Refika Aditama.
Fatmasari, Sofia. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba
Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014.
STIE Perbanas Surabaya.
Field, Andy. (2018). Discovering statistics using IBM SPSS statistics 5th ed. Sage.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23 (Edisi 8).
Cetakan Ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 96.
Handayani, Ririn. (2020). Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
Pramuditha, Y. A. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan
Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014. Universitas Muhammadiyah
Surakart.
Prasetyo, Rifky, & Arfianto, Erman Denny. (2016). Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan Di Bei Periode
2008-2013). Diponegoro Journal of Management, 5(2), 231243.
Rusli, Rusli, Ritonga, Kirmizi, & Sari, Sesti Yurfita. (2015). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Riau University.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tala, Olifia, & Karamoy, Herman. (2017). Analisis profitabilitas dan leverage terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Accountability,
6(1), 5764.
Widhi Astuti, Pipit. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan
Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Yunietha, Yunietha, & Palupi, Agustin. (2017). Pengaruh corporate governance dan faktor
lainnya terhadap manajemen laba perusahaan publik non keuangan. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi, 19(1a-4), 292303.