ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI JURUSAN
EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNISISLAM ANGKATAN 2016 UIN MATARAM PADA TREND FASHION (PAKAIAN)
Dany
Luqyana Idris1
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
Email: [email protected]
|
Abstract |
|
Received: |
28-05-2022 |
This
study aims to analyze the consumptive behavior of Islamic Economics Students,
Faculty of Economics and Islamic Business Class of 2016 UIN Mataram on Fashion Products (clothing). This study aims
to find out internal and external factors that cause consumptive behavior in
the fashion clothing of students majoring in Islamic Economics at UIN Mataram and Islamic views on consumptive behavior in
students majoring in Islamic Economics at UIN Mataram.
This type of research is qualitative. The research method uses interviews and
observations. The population of this study is students majoring in sharia
economics. The informants who were interviewed were ten students only
consisting of female students, whose ages ranged from 21-22 years old and
resided in boarding houses and lived in Mataram. . The analysis consists of three streams of activities
that occur simultaneously, namely: data reduction, data presentation, and
conclusion drawing/verification. The results of the study that all
participants stated that the factors that influence consumptive behavior in
fashion products (clothing) are internal factors, namely motivation, age, and
gender and external factors, namely culture. This study also shows that
consumptive behavior towards fashion products (clothing) appears in
irrational and wasteful purchases, but a small proportion of female students
buy fashion products (clothing) for reasons of need. |
Accepted: |
06-06-2022 |
|
Published: |
20-06-2022 |
|
Keywords: |
behavior, consumptive, student. |
|
|
Abstrak |
|
Kata kunci: |
perilaku, komsumtif, mahasiswa. |
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Perilaku konsumtif Mahasiswa Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Angkatan 2016 UIN Mataram
pada Produk Fashion (pakaian).
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor internal dan eksternal yang menyebabkan perilaku konsumtif pada fashion
pakaian mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah
di UIN Mataram dan pandangan dalam Islam tentang perilaku konsumtif pada mahasiswa jurusan Ekonomi
Syariah di UIN Mataram. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif. Metode penelitiannya menggunakan wawancara dan observasi. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan ekonomi syariah.Informan yang diwawancarai sebanyak sepuluh orang mahasiswa hanya terdiri dari mahasiswi, yang umuran berkisaran
21-22 tahun dan bertempat
tinggal di kost dan tinggal di mataram. Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: redukasi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil dari penelitian bahwa semua partisipan
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif pada produk fashion (pakaian) yaitu faktor internal yaitu motivasi, usia, dan jenis kelamin dan faktor eksternal yaitu kebudayaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku konsumtif terhadap produk fashion (pakaian) Nampak
pada pembelian yang tidak rasional dan pemberosonan, tetapi sebagian kecil mahasiswi membeli produk fashion (pakaian) karena alasan kebutuhan |
Corresponding Author: Dany Luqyana
Idris�
E-mail: [email protected]
PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki
kebutuhan hidupnya masing-masing dan kebutuhan itu
berusaha ia penuhi dengan cara yang berbeda-beda (Rahardjo, 2007). Ada
yang memenuhi kebutuhannya secara wajar dan ada juga yang memenuhi kebutuhannya secara berlebihan. Hal
tersebut menyebabkan seseorang untuk bersifat konsumtif(Solihat & Arnasik, 2018). Istilah
konsumtif sendiri erat kaitanya dengan perilaku konsumen dalam kehidupan masnusia (Suminar & Meiyuntari, 2015). Salah
satu gaya hidup konsumen yaing cenderung
terjadi di dalam masyarakat, adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang dapat
mendatangkan kepuasan tersendiri, gaya hidup ini menimbulkan adanya gejala konsumtif. Konsumtif adalah sifat mengkonsumsi,
memakai, dan mennggunakan sesuatu secara berlebihan atau mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan
serta menghilangkan skala prioritasnya
(Kurniawan, 2019).
Dimana yang dimaksud
dengan perilaku konsumtif
yaitu, suatu perilaku
membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu
tanpa batas dan individu lebih mementingkan keinginan dan ditandai oleh kehidupan yang
mewah dan berlebihan. Vable mengungkapkan, bahwa konsumsi secara berlebihan adalah cirri yang hendak
ditiru oleh lapisan masyarakat pada umumnya(Rosakusuma, 2020). Dengan
berbelanja seperti yang ditemukan di masyarakat cenderung
konsumtif, dengan mengkonsumsi barang-barang secara berlebihan, bahkan kadang-kadang jauh dari nila fungsionalnya(Insani, 2017). Seseorang yang memiliki pola belanja berlebihan yang dilakukan secara
terus-menerus dengan menghabiskan begitu banyak cara dan waktu hanya untuk membeli atau mendapatkan barang-barang yang
diinginkan �namun
tidak terlalu dibutuhkan secara
pokok olehnya (Khoirunnas & Hidir, 2017).
Salah satu lapisan
konsumen dalam melakukan
kegiatan konsumsi yaitu remaja. Remaja memiliki kecenderungan menjadi tren center dalam
kegiatan berkonsumsi, terutama dalam hal berpakaian (fashion), karena
remaja lebih mementingkan keinginan dan selalu mempercantik tampilan luarnya
dari pada memenuhi kebutuhanya(Hermansyah, Gumelar, & Nurjuman, 2019). Fashion
sendiri adalah gaya yang dapat diterima
oleh sebuah kelompok. Sebelum sebuah gaya dapat ditranformasikan menjai sebuah fashion,
dibutuhkan adanya suatu kelompok yang mengadopsinya(Sari, 2018). Fashion
erat kaitannya dengan gaya yang digemari, keperibadian seseorang, dan rentang waktu(Ni Kadek, 2021). Trend
fashion yang spesifiknya dulu
dianggap hal dalam berbusana saja, saat ini sudah berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang menjadikan
fashion sebagai salah satu unit gaya hidup, hal ini didorong oleh mudahnya pertukaran refrensi dan informasidari luar membuat pertukaran trend fashion secara global sangat
memungkinkan(Yolanda, 2020).
Perilaku konsumtif mahasiswi
dalam hal fashion
terutama pakaian, hanya untuk mengikuti trend atau mode yang
sedang banyak diminati saat ini, agar
tidak ketinggalan zaman tentang pakaian-pakaian yang sedang trending(Nizar, 2019). Keinginan membeli produk pakaian oleh
mahasiswa dipengaruhi oleh rayuan- rayuan iklan yang ada di televisi,
majalah, media sosial,
maupun dari penampilan teman sebayanya. Seiring
dengan kebiasaan mahasiswa
yang selalu berprilaku konsumtif, sehingga membuatnya mulai terbiasa, lama- kelamaan menjadi
kebiasaan dan dijadikan
sebagai gaya hidup(Firnaya, 2018). Hal ini membawa
mahasiswa kepada hal yang mementingkan penampilan luar mereka, harga diri mereka, serta mengikuti
perkembangan dilingkungannya agar terlihat setara atau sepadan(A�yun, 2019).
Seiring perkembangan zaman, trend fashion
mahasiswi jurusan Ekonomi Syari�ah
mulai banyak mengalami perkembangan dalam memadu padankan pakaiannya, karena mahasiswi Ekonomi
Syari�ah saling mengikuti satu sama lain
dalam hal penampilanya hal tersebut yang membuat mahasiswi Ekonomi Syari�ah tidak ketinggalan dengan trend
fashion yang sedang berkembang atau booming.
Mahasiswi pada Jurusan Ekonomi Syariah mempunya style yang modis dalam berpakain. Dengan model yang bermacam-macam, mulai daricelana
jeans, rok, sampai gamis. Mereka selalu ingin tampil lebih menarik dari teman
sebanya dengan cara membeli produk pakaian
yang terbaru.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti sangat tertarik
melakukan penelitian yang berjudul �Analisis
Faktor-faktor Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Angkatan
2016 UIN Mataram Pada Trend Fashion (Pakaian)�, karena melihat gaya atau style fashion mahasiswi jurusan
Ekonomi Syari�ah yang semakin stylish
namun dengan tema casual simple, yang
tidak pernah bosan untuk dipandang
dan bisa digunkan dalam acara formal dan semi-formal, dan tidak menutup kemungkinan jika mahasiswi jurusan
Ekonomi Syari�ah berprilaku konsumtif pada pakaian karena tertarik dengan iklan dan
mengikuti trend, meskipun budget yang dikeluarkan cukup menguras kantong
untuk anak kuliahan, tetapi tidak sedikit dari mereka
tetap berpenampilan modis dengan harga yang terjangkau.
Dari hasil wawancara dengan salah satu mahasiswi
jurusan Ekonomi Syariah, bahwa remaja seusianya
lebih labil dalam
melihat produk fashion
yang sedang booming, oleh karena itu dia lebih mementingkan keinginannya dari pada kebutuhannya, demi menunjang dalam melengkapi fashionnya. Informan sendiri tidak takut dalam membelanjakan uangnya untuk
membeli suatu produk pakaian yang diingkan. Tetapi,
sering juga informan
membeli produk pakaian yang lebih murah agar tetap bisa mengikuti trend
mode teman sebayanya.
Sebenarnya prilaku konsumtif tidak menjadi
masalah, selama kebiasaan tersebut ditunjang
oleh keadaan financial
yang memadai. Akan menjadi maasalah
ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar pada mahasiswi
dilakukan secara berlebihan.
Tetapi tidak banyak dari Mahasiswi berpikir, bahwa
dalam ajaran Islam dilarang untuk menghamburkan uang, apalagi dengan alasan
membeli pakaian secara berlebiha
hanya untuk terlihat modis dan menarik, seperti yang tertuang pada Al-qur�an Surah Al-isra ayat 27 yang menyebutkan
إِنَّالْمُبَذِّرِينَكَانُواإِخْوَانَالشَّيَاطِينِ ۖوَكَانَالشَّيْطَانُلِرَبِّهِكَفُورًا
Artinya : � Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya�
Berdasarkan uraian tersebut,
peneliti sudah melakukan
penelitian dengan judul
�Analisis Fakto-faktor Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Angkatan 2018 UIN Mataram Pada Produk Fashion (Pakaian)�.
METODE
PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan dengan menggunakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data desktiptif
berupa kata-kata dalam bentuk tulisan maupun lisan dari
individu dan
prilaku yang diamati. Menurut Bogdan Taylor, pendekatan
ini diarahkan pada latar belakang individu secara holistic (utuh). Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Jenis pendekatan studi kasus ini merupakan
jenis pendekatan yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah
yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat terselesaikan. Di dalam penelitian ini berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang ada, tentang apa saja faktor yang mempengaruhi prilaku konsumtif mahasiswa pada fashion pakaian.
Secara umum Miles dan Huberman beranggapan
bahwa analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: redukasi data, penyajian
data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Berikut penjelasan secara rinci dari redukasi
data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Analisis
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswi Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Angkatan 2016 UIN Mataram pada Trend
Fashion (Pakaian)
Fashion sendiri
diartikan sebagai alat penyalur yang penting untuk menyalurkan ekspresi
identitas sosial, politik ide dan rasa estetika. Fashion sendiri bisa menjadi
etalase kecil dari seseorang ke orang lain, karena cara berpakaian merupakan
penilain awal dari seseorang. Saat ini fashion merupakan sebuah kebutuhan,
khususnya untuk mereka yang berada dalam kalangan usia remaja, karena fashion
bisa memberikan penilaian lebih terhadap seseorang yang mempunyai penampilan
luar yang berkesan stylish ataupun fashionable. Perilaku konsumtif seseorang
bisa timbul karena melihat produk fashion yang terus berkembang, apalagi mereka
yang berada di usia remaja yang mempunya tampilan atau mode yang selalu ingin
tampil stylish membuat fashionya dapat berubah-ubah sesuai dengan apa yang
sedang booming saat ini.
Tindakan seperti itu
bisa dikatakan dengan perilaku konsumtif karena seseorang dikatakan konsumtif
apabila memkonsumsi atau menggunakan barang bukan atas dasar kebutuhan dan
tidak mempertimbangkannya denganmatang, tetapi karena alasan keinginan atau
untuk memenuhi hasrat semata.(PUTRA,
2021) Apabila perilaku konsumtif
terus-menerus dilakukan, maka akan mengakibatkan pemborosan dan tidak
terkontrolnya kondisi keuangan, selain itu akan menyebabkan adanya penumpukan
barang karena dilakukan secara berulang-ulang.
Berikut hasil analisa
yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumen-dokumen yang di
lapangan, yang sudah sesuai dengan teori faktor- faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumtif mahasiswi jurusan Ekonomi Syari�ah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam angkatan 2016 pada trend fashion (pakaian), yaitu dengan faktor
eksternal dan internal:
Faktor
Eksternal :
Faktor
ekternal yaitu faktor yang berasal dari diluar dimana yang dimaksud adalah
faktor kebudayaan dan keluarga, kedua faktor tersebut berasal dari luar yaitu
dari lingkungannya bukan dari psikis atau dalam dirinya.
a.
Kebudayaan
Kebudayaan
merupakan penentu yang paling dasar keinginan dan perilaku individu, bila
makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia
umumnya dipelajari. Berdasarkan hasil analisa, kebudayaan bisa mempengaruhi
perilaku konsumtif seseorang dari segi fashion pakaiannya yaitu dengan melihat
kebudayaan yang ada diluar. Hal tersebut bisa mengakibatkan adanya perilaku
konsumtif, apabila budaya yang dari luar bisa masuk kedalam Negeri, begitupun
sebaliknya, tetapi faktor kebudayaan berpengaruh kecil yaitu hanya 3 informan
atau sebesar 30% yang menyatakan bahwa kebudayaan berpengaruh terhadap perilaku
konsumtif mahasiswi, karena sebagian besar lebih menyukai trend fashion yang
ada di dalam Negeri, karena kadang tak jarang trend yang ada diluar Negeri bisa
sejalan dengan trend fashion yang sedang berkembang di dalam Negeri.
Meskipun
tidak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan mengenai hal fashion (pakaian) juga
sangat berkembang diluar seperti Korean style fashion, tetapi banyak juga
fashion dari kebudayaan Negeri Jiran yang tidak terlalu fashionable sehingga
membuat mahasiwi lebih menyukai trend fashion yang ada didalam Negeri, meski
kadang trend fashion dari korea banyak diganderungi oleh remaja saat ini, dan
tidak dipungkiri digemari oleh informan juga. Oleh karena itu faktor kebudayaan
tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perilaku konsumtif mahasiswi.
Hal ini
sesuai dengan teori perilaku konsumen yaitu kebudayaan, dimana seorang anak
yang yang dibesarkan di Amerika akan terbuka pada nilai-nilai prestasi dan
keberhasilan, kegiatan efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenyamanan diluar,
kemanusiaan dan jiwa muda.
b. Keluarga
Keluarga merupakan
acuan utama dalam kebutuhan premier, sekunder, maupun tersier, karena keluarga
adalah komponen pertama yang dapat dilihat atau ditiru perilakunya. Keluarga
merupakan unit yang sangat.
penting dalam
berperilaku dalam membeli suatu produk, karena keluarga sendiri memberi
pengaruh untuk banyak konsumsi. Berdasarkan hasil dilapangan, pengaruh keluarga
terhadap perilaku konsumtif mahasiswi dalam membeli produk fashion (pakaian)
sangat kecil, karena dalam keluarga lebih memilih membeli kebutuhan pokok, dari
pada keinginanya. Meskipun tak jarang juga ada keluarga yang sangat
memperhatian tampilan luar atau fashion stylenya berusaha membeli produk
fashion pakaian secara berlebihan agar terlihat sebagai keluarga yang menjadi
center trend fashion.
Berdasarkan hasil
penelitian, keluarga tidak memiliki pengaruh besar terhadap perilaku konsumtif
informan dalam membeli pakaian, karena hanya 3 informan atau sebesar 30% yang
menyatakan bahwa keluargamnya sangat mempengaruhinya dalam membeli produk
fashion (pakaian), karena memiliki keluarga yang gemar akan fashion tetapi
tidak diberikan pesangon khusus untuk membeli produk fashion yang diinginkanya,
selain itu informan yang lain tidak terlahir dari keluarga yang terlalu gemar
akan fashion yang sedang booming dan lebih memilih mementingkan kebutuhan
terdahulu dari sekedar terlihat menarik untuk penampilan luarnya.
Dijelaskan pada teori,
keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen, yang paling penting dalam
masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan yang primer yang paling
berpengaruh. Keluarga primer terdiri dari orang tua dan saudara kandung, dari
orang tua individu mendapatkan pelajaran, mengenai agama,� politik dan ekonomi, penting dalam
berperilaku dalam membeli suatu produk, karena keluarga sendiri memberi
pengaruh untuk banyak konsumsi.79 Berdasarkan hasil dilapangan,
pengaruh keluarga terhadap perilaku konsumtif mahasiswi dalam membeli produk
fashion (pakaian) sangat kecil, karena dalam keluarga lebih memilih membeli
kebutuhan pokok, dari pada keinginanya. Meskipun tak jarang juga ada keluarga
yang sangat memperhatian tampilan luar atau fashion stylenya berusaha membeli
produk fashion pakaian secara berlebihan agar terlihat sebagai keluarga yang
menjadi center trend fashion.
Berdasarkan hasil
penelitian, keluarga tidak memiliki pengaruh besar terhadap perilaku konsumtif
informan dalam membeli pakaian, karena hanya 3 informan atau sebesar 30% yang
menyatakan bahwa keluargamnya sangat mempengaruhinya dalam membeli produk fashion
(pakaian), karena memiliki keluarga yang gemar akan fashion tetapi tidak
diberikan pesangon khusus untuk membeli produk fashion yang diinginkanya,
selain itu informan yang lain tidak terlahir dari keluarga yang terlalu gemar
akan fashion yang sedang booming dan lebih memilih mementingkan kebutuhan
terdahulu dari sekedar terlihat menarik untuk penampilan luarnya.
Dijelaskan pada teori,
keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen, yang paling penting dalam
masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan yang primer yang paling
berpengaruh. Keluarga primer terdiri dari orang tua dan saudara kandung, dari
orang tua individu mendapatkan pelajaran, mengenai agama,� politik dan ekonomi, begitu juga dengan
perilaku konsumennya, apabila dari keluarga yang tidak gemar berkonsumsi maka
akan mempengaruhinya, teori ini sesuai dengan pengaruh keluarga yang tidak
terlalu besar terhadap perilaku konsumtif dalam hal fashion.
B.
Analisis Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumtif Mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Angkatan 2016 UIN Mataram pada Trend Fashion (Pakaian)
Faktor Internal :
a.
Faktor Pribadi
1.
Motivasi
Teori motivasi Maslow, menjelaskan mengapa seseorang
didorong oleh kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Jika motivasi tinggi
untuk membeli sebuah produk barang atau jasa, maka seorang akan cenderung
membelinya tanpa menggunakan pikiran rasionalnya terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil penelitian, faktor motivasi muncul
karena adanya dorongan dalam diri yang sangat tinggi ketika melihat suatu
produk yang diingkan. dorongan dalam diri atau yang sering disebut motivasi
akan sangat mempengaruhinya dalam membeli produk seperti pakaian, karena
motivasi itu timbul karena adanya keinginan untuk memiliki suatu yang diingkan
atau baru saja dilihat yang menurutnya menarik atau banyak diminati oleh
teman-teman sebanya. Faktor motivasi sangat mempengaruhi perilaku konsumtif
mahasiswi dalam membeli produk fashion (pakaian), semuan informan atau sebesar
100% menyatakan setuju bahwa motivasi sangat mempengaruhi mereka, karena
motivasi atau dorongan diri mereka sangat tinggi, dan ketika kemauan itu
diwujudkan maka akan memberikan kepuasan tersendiri untuk mereka. Maka dari itu
faktor motivasi yang sangat berpengaruh besar dalam mempengaruhi perilaku
konsumtif mahasiswi jurusan Ekonomi Syari�ah angkatan 2016 pada pembelian
pakaian yang sesuai dengan trend fashion yang sedang booming pada waktu
tertentu. Hal ini sesuai dengan teori motivasi maslow, dimana dia menjelaskan bahwa
seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu pada saat waktu-waktu tertentu juga.
2. Sikap pendirian dan kepercayaan
Sikap pendirian dan kepercayaan adalah proses
bertindak dan belajar seseorang untuk memperoleh suatu kepercayaan dan
pendirian. Dengan Sikap pendirian dan kepercayaan tinggi seseorang tidak bisa
membuat seseorang melakukan perilaku konsumtif, tetapi lain halnya jika sikap
dan kepercayaan diri rendah yang dimiliki seseorang dan bisa berubah-ubah
sesuai apa yang dilihat, maka akan cepat membuatnya tergerus oleh perkembangan
zaman, contohnya seperti gaya pakaian yang cepat berubah sesuai perkembangan
zaman. Berdasarkan
hasil penelitian di lapangan, sikap pendirian dan kepercayaan berpengaruh kecil
dalam mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi dalam membeli produk fashion,
karena sebagian besar dari mereka lebih memilih tetap dengan pendirian dan
percaya diri dengan fashion yang dikenakan, dan tidak terlalu cepat tergerus
oleh mode fashion, tetapi ada juga yang langsung mengikuti trend fashion yang
sedang booming saat ini, sikap dan kepercayaan diri seseorang berpengaruh
kecil, karena hanya 3 Informan atau sebesar 30% yang menyatakan bahwa mereka
akan cepat tergerus oleh zaman karena selalu mengikuti trend pada masa ini,
apalagi dalam hal fashion pakaiannya.
Hal ini sesuai dengan teori sikap pendirian dan
kepercayaan memiliki karakteristik yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan
tanggapan yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya
yaitu kepercaya diri yang tinggi atas suatu produk fashion.
b. Faktor Pribadi
1.
Usia
Usia dapat menyebabkan seseorang cenderung berprilaku
konsumtif, seperti usia remaja. Usia bisa sangat mempengaruhi perilaku
seseorang, apalagi dalam gaya berpakaiannya, usia remaja sangat gemar dengan
fashion karena ingin memiliki nilai plus dimata teman sebayanya atau
dikalangannya. Berdasarkan
hasil penelitian, jenjang usia yang berpengaruh besar dalam mempengaruhi
mahasiwi dalam membeli produk fashion (pakaian) yaitu remaja, dimana mereka
selalu ingin tampil sebagai trend center dikalangannya, apalagi dalam urusan
penampilan luar, usia remaja berlomba-lomba ingin dilihat lebih menarik dan
lebih baik lagi dalam hal fashion kesehariannya. Usia dari para informan
berkisar sekitar 21-22 tahun dan usia tersebut bisa dikatakan remaja, karena
perilaku mereka yang masih labil dalam memilih kebutuhan atau keinginan yang
lebih dulu diutamakan. Faktor usia berpengaruh besar dalam mempengaruhi
perilaku konsumtif para informan, meski ada 2 informan atau sebesar 20% yang
mengatakan bahwa faktor usia tidak terlalu mempengruhinya untuk berperilaku
konsumtif untuk pembelian fashion (pakaian) yang sedang trending, karena lebih
mementingkan kebutuhan primer dari sekunder ataupun tersier.
Hal ini sesuai dengan teori Kotler pada faktor pribadi,
dimana orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli, selama masa hidupnya.
Selera makan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering sekali berhubungan dengan
umur.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor utama pembeda antara
kebutuhan serta keinginan yang ada pada laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin
juga bisa sangat mempengaruhi kebutuhan seseorang. Perempuan lebih dominan
menyukai fashion dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian analisa, perempuan lebih
identik dengan shopping atau berbelanja terutama dalam soal pakaian, tidak
seperti laki-laki yang tidak terlalu mementingkan fashionya, tetapi meskipun
perempuan identik dengan shopping tertutama dengan fashion pakaiannya namu
mereka selalu merasa tidak mempunyai pakaian meski sudah memiliki banyak, oleh
sebab itu perempuan sangat suka membeli pakain apalagi pakaian yang baru muncul
sesuai dengan seleranya, dan seleranya bisa berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman terhadap trend fashion itu sendiri. Faktor jenis kelamin
berpengaruh besar terhadap perilaku konsumtif mahasiwi hampir sama dengan
faktor psikologis yaitu motivasi karena sudah jelas perempuan sangat menyukai
yang namanya pakaian, dan selalu ingin tampil menarik dengan gaya fashion
mereka, meskipun ada sebagian kecil yang tidak terlalu mempermasalkan jenis
kelamin dalam mempengaruhi perilaku konsumtifnya yaitu hanya 1 informan atau
sebsar 10%.
Hal ini sesuai dengan teori Kotler dimana jenis
kelamin mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang, karena perempuan memiliki
keinginan yang tiada batas dibandingkan dengan laki-laki.
c. Gaya hidup
Gaya hidup berarti
bagaimana seseorang menghabiskan uang dan waktunya agar bisa memberikan
kesenangan dan kebahagian dalam dirinya. Setiap orang mengahabiskan uang dan
waktunya dengan cara yang berbeda-beda, ada yang memilih menghabiskan dengan
cara berlibur, makan, dan berbelanja.
Berdasarkan hasil
penelitian, gaya hidup juga berpengaruh besar terhadap perilaku konsumtif yaitu
sebesar 80% atau 8 informan menyatakan gaya hidup mempengaruhinya dalam
berperilaku konsumtif pada pembelian pakaian yang sedang trend, karena lebih
banyak dari mahasiswi lebih menyukai menghabiskan uang dan waktunya dengan cara
berbelanja fashion pakaian yang sedang trend, apalagi fashion terbaru tersebut
sesuai dengan criteria fashionnya. Tetapi 2 informan atau sebesar 20% yang
menyatakan bahwa gaya hidup tidak mempengaruhi mereka untuk berperilaku
konsumtif dalam pembelian pakaian yang sedang trending karena informan tersebut
lebih menggunakan uang dan waktunya untuk berbelanja makanan dan ada juga yang
lebih memilih untuk menabungnya dari pada menghabiskannya sia-sia hanya untuk
membeli pakaian.
Hal ini sesuai dengan
perilaku konsumen, dimana gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup
menggambarkan �seseorang secara keseluruhan� yang berinteraksi dengan
lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial
seseorang.
Dalam Islam, cara dalam
mengakali perilaku konsumtif yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan terdahulu
baik jasmani maupun rohani. Islam merupakan agama yang mengatur segenap
perilaku manusia termasuk mengenai perilaku konsumsi. Konsumsi meliputi
keperluan, kesenangan dan kemewahan. Kesenangan dan kemewahan yang
diperbolehkan asal tidak berlebihan, yakni tidak melampaui batas kemampuan atau
kebutuhan. Berkaitan dengan perilaku konsumtif diatas islam mengajarkan
bagaimana cara berkonsumsi yang baik. Dalam agama Islam, setiap manusia yang
berperilaku konsumtif sudah diperingatkan didalam Al-Qur�an supaya penghasilan
atau harta yang dimiliki dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan atau aturan
syara� untuk tidak berlebih-lebihan dan juga tidak kikir.
KESIMPULAN
Prilaku konsumtif adalah sikap atau
cara seseorang dalam menggunakan atau memakai sesuatu barang atau jasa secara berlebihan, dan tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu demi mendapatkan kepuasan dan kesenangan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Mataram angkatan 2016 produk fashion
(pakaian) adalah dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal yaitu, faktor eksternal dan
internal.
BIBLIOGRAFI
A�yun, Ariza Qurrota. (2019). Gaya hidup
mahasiswa pengguna Online Shop: studi pada mahasiswa PGSD Unusa. UIN Sunan
Ampel Surabaya.
Firnaya, Atika. (2018). Hubungan Antara
Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Fakultas X Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Hermansyah, Arif, Gumelar, Rangga G., &
Nurjuman, Husnan. (2019). PENGELOLAAN KESAN SELEBGRAM DALAM MEMANFAATKAN
MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (Studi Kasus Selebgram Lokal dikota Cilegon).
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Insani, Laela Nur. (2017). Perlaku
Konsumtif Mahasiswa di Kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Samata Gowa.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Khoirunnas, Khoirunnas, & Hidir,
Achmad. (2017). Pola konsumtif mahasiswa di Kota Pekanbaru. Riau
University.
Kurniawan, Chandra. (2019). Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ekonomi pada mahasiswa. Jurnal
Media Wahana Ekonomika, 13(4).
Ni Kadek, Yuni Diantari. (2021). Fast
Fashion Sebagai Lifestyle Generasi Z di Denpasar (Fast Fashion as a Generation
Z Lifestyle in Denpasar). Seminar Nasional Desain�SANDI, 1.
Nizar, Yasyva Agfa. (2019). Hegemoni
Brand Image Fashion dalam membentuk perilaku Konsumtif pada mahasiswa: studi di
UIN Sunan Ampel Surabaya dan Universitas Negeri Surabaya. UIN Sunan Ampel
Surabaya.
PUTRA, RENO AUGUSTA SETYAWAN. (2021). Analisis
Pengaruh Inovasi Produk Dan Kualitas Produk Terhadap Kinerja Operasional
Perusahaan (Studi Pada Almer Apparel Di Yogyakarta).
Rahardjo, Wahyu. (2007). Kebahagiaan
sebagai suatu proses pembelajaran. Jurnal Penelitian Psikologi, 12(2),
127�137.
Rosakusuma, Ulfatihar. (2020). Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswi Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam angkatan 2016 UIN Mataram pada trend
fashion (pakaian). UIN Mataram.
Sari, Dian Novita. (2018). Pengaruh
Trend Fashion Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Wanita Butik
Ria Miranda Cabang Malang). Universitas Brawijaya.
Solihat, Ai Nur, & Arnasik, Syamsudin.
(2018). Pengaruh Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi. Oikos: Jurnal Ekonomi Dan
Pendidikan Ekonomi, 2(1), 1�13.
Suminar, Eva, & Meiyuntari, Tatik.
(2015). Konsep diri, konformitas dan perilaku konsumtif pada remaja. Persona:
Jurnal Psikologi Indonesia, 4(02).
Yolanda, Hasri. (2020). PENGARUH TREND
FASHION DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BUSANA MUSLIMAH DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Pada Khayla Boutique Di Kota Duri).
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.